Terima Kasih Anda telah Mengunjungi Blog Gudang Ilmu Pengetahuan, semoga bermanfaat bagi kita semua

Juara 1 LCC PAI

KKG PAI Winong berhasil merebut juara 1 LCC PAI Tingkat Kabupaten Pati

Rapat Koordinasi

Skenario Terbaru Masuk Sekolah : Bukan Juli, tapi Awal 2021

GTK SDN Guyangan dan Korwilcam Winong

Pembelajaran di masa pandemi covid coronavirus-19, bersama kita bisa

Coronavirus 19

Menanti Keberlangsungan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19

Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Juni 2020

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-guru se Indonesia



Hampir semua orangtua di Indonesia pada saat ini, kebagian tanggung jawab mendampingi anak kami belajar dari rumah. Kami dan banyak orangtua harus mengakui bahwa menjelaskan berbagai mata pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan tugas-tugas sekolah tidak semudah yang dibayangkan. Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi covid19. Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses). 
Ditengah-tengah pandemi ini IGI (Ikatan Guru Indonesia) melalu kegiatan SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) melaksanakan kegiatan pelatihan atau workshop online bagi Guru-guru Indonesia. Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini terpaksa ditiadakan. Tantangan pendidikan Sistem pendidikan online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Saya bersyukur masih mampu memfasilitasi anak kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi saya mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet. 

Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.

Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis: memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk, memastikan keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperhatikan juga perlu memperhatikan nasib para guru, terutama guru-guru swasta maupun guru honorer (termasuk guru tidak tetap), yang masingmasing berjumlah hampir satu juta orang.

Pembelajaran di masa Pandemi Covid-19



Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah-tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh Pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. "Selamanya profesi Guru tidak akan tergantikan oleh teknologi," papar Luqman dalam keterangan tertulis di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). 
Menurutnya, pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua. "Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat. 
Bagaimanapun, pembelajaran terbaik adalah bertatap muka dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman," imbuhnya. Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah? Melalui proses belajar mengajar secara tatap muka, lanjut Luqman, siswa mendapatkan nilai-nilai yang tak bisa didapatkan melalui pembelajaran daring. Nilai-nilai tersebut antara lain proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral, yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di suatu area pendidikan. 
Perlu adaptasi proses belajar di masa pandemi Perubahan sosial yang tiba-tiba terjadi sebagai akibat merebaknya penyebaran Covid-19, menurut Luqman telah menimbulkan kegagapan dalam proses penyesuaian kegiatan belajar mengajar. Karena itulah, ia berpendapat bahwa tidak mungkin jika sebuah pembelajaran ideal dicapai di masa pandemi seperti sekarang ini. Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai Ia mengibaratkan siswa yang belajar di masa pandemi seperti pemain bola yang sedang cedera. "Gambarannya seperti pemain bola yang cedera kakinya, maka latihan-latihan yang ditargetkan untuk dia otomatis dikurangi dulu hingga kondisinya normal kembali. Yang awalnya harus bisa nendang bola sejauh 100 meter, sekarang yang penting bisa lari-lari kecil dulu," kata Luqman. 


Oleh karena itu, menurutnya, guru dan dosen harus cepat menyesuaikan keadaan dengan cara mengubah target capaian, dan kemudian metode pembelajarannya. "Jangan sampai guru dan dosen membebani siswa dengan pembelajaran di saat siswa mengalami keterbatasan sosial dan ekonomi," imbuhnya. Luqman juga berharap pemerintah memberikan target akademis yang realistis sesuai dengan kondisi. Meskipun masih banyak kelemahan dalam proses pembelajaran, namun Luqman mengatakan bahwa ada pelajaran positif yang bisa diambil dari pendidikan di masa Covid-19 ini, yakni kembalinya peran orang tua sebagai madrasah belajar anak. Baca juga: Anak Mulai Bosan dan Menolak Belajar di Rumah, Orangtua Lakukan Ini "Fondasi penting dari segala pendidikan adalah waktu yang berkualitas yang dihabiskan oleh orangtua bersama anak-anaknya," papar Luqman. "Bimbingan, aturan, ilmu, dan wawasan yang dibagikan oleh orangtua akan banyak bermanfaat bagi sang anak," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Covid-19, Pakar UB: Peran Guru Tidak Terganti Teknologi", https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/04/140605771/belajar-dari-covid-19-pakar-ub-peran-guru-tidak-terganti-teknologi?page=all.
















Program IGI yang paling fenomenal saat ini yaitu program SAGUSABLOG atau satu guru satu blog. pada program ini anggota IGI bisa mengikuti workshop pembuatan blog guru untuk pembelajaran. program SAGUSABLOG ini telah menghasilkan ribuan guru blogger baru, guru yang melek iptek khususnya internet. setiap guru yang mengikuti program ini diwajibkan membuat blog untuk pembelajaran dan itu semua dimulai dari nol, jadi intinya guru yang tadinya tidak memahami sama sekali tentang blog setelah mengikuti pelatihan ini jadi mampu membuat blog sendiri, meskipun dalam pelatihannya dilakukan secara online melalui aplikasi sosial media telegram. Setiap guru yang sudah mendaftarkan diri mengikuti pelatihan ini akan dimasukkan kedalam grup telegram, dari situlah materi pelatihan ini bisa didapatkan dan bukan hanya itu saja, semua peserta juga selain bisa mendapatkan materi yang bisa diunduh mereka juga bisa berkonsultasi dengan para mentor yang siap siaga selama 24 jam untuk membimbing dan menjawab semua pertanyaan dari peserta yang mendapatkan kesulitan termasuk blog yang saya buat ini merupakan hasil dari bimbingan para mentor SAGUSABLOG terutama master trainer dari SAGUSABLOG ini Mr. Mung.

Sabtu, 06 Juni 2020

Artikel Pendidikan

Guru belajar ngeblog lewat IGI

Workshop SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) merupakan salah satu kegiatan dari IGI (Ikatan Guru Indonesia) dan diselenggarakan secara GRATIS oleh @mrmung sebagai invator dan narasumber. Dengan menggunakan media sosial yaitu aplikasi telegram para peserta dihadapkan untuk membuka tirai yang menyelimuti ruang diklat atau workshop bagi para guru di wilayah Indonesia untuk ikut meningkatkan kompetensi profesi dalam melakukan inovasi pembelajaran berbasis IT di era milenial ini. Inovasi pembelajaran yang dilakukan dalam workshop ataupun diklat yang berbasis IT ini sangat jarang dilakukan entah karena terbatasnya waktu atau mata diklat serta program yang direncanakan oleh Balai Diklat ataupun lembaga-lemabaga Pendidikan terkait sehingga menjauhkan para guru dengan dunia Inovasi berbasis IT kecuali bagi para guru yang ingin mandiri.

Kemandirian para Guru di Indonesia kadang terbatas dengan kurangnya mentor maupun terbatasnya Internet yang terkesan menguak kocek lumayan besar, sehingga mengurangi keinginan para guru untuk terus mengembangkan diri, disamping persaingan kualitas antar lembaga maupun antar para guru masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.

Kehadiran Workshop SAGUSABLOG ONLINE ini bagi sebagian guru yang mempunyai keinginan besar untuk mengembangkan diri guna memenuhi tuntutan pembelajaran berbasis Online menjadi angin segar, serta dorongan untuk bangkit serta berupaya menyetarakan diri dengan ketertinggalan yang begitu jauh. Namun semangat serta tatapan penuh harap untuk kemajuan dunia Pendidikan di Indonesia menjadi sebuah harapan, yang mungkin tidak lagi mimpi walau masih terkesan sedikit menanjak untuk menggapainya.

Mimpi yang tumbuh dari sebuah realitas dan harapan yang menggelora dalam real waktu dan kesempatan yang telah terbuka luas tidak menjadi hampa tanpa bukti. Alhamdulillah melalui Workshop SAGUSABLOG Online GRATIS ini kami hadirkan Blog sederhana yang membutuhkan banyak uluran tangan serta bimbingan para senior serta teman-teman dalam mengembangkan dan menumbuhkan bersama menjadi tali perekat antar guru di seluruh Nusantara.